Rabu, 04 Mei 2011

New life...

Alhamdulillah...

Akhirnya semangat untuk mengisi kembali blog ini tumbuh juga, setelah dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tak langsung, dan terutama Umminya azzam :)...buat author www.lembaran-kehidupan.blogspot.com, jazakumulloh khoir atas dorongan dan semangatnya selama ini, semoga senantiasa sehat dan semangat...

Oh iya, setelah vacum selama beberapa bulan berlalu, banyak perubahan dan penambahan, semakin nyata kasih sayang Allah swt kepada keluarga kecil kami...

Sabtu, 05 Desember 2009

Never Old too Learn...

Rasulullah bersabda : "Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat"...ketika umur sudah lanjut..cenderung manusia malas beraktifvitas, hanya sebagian orang saja yang memperhatikan hari tuanya. Ada sebagian yang hanya menghabiskan dengan olah raga, ada juga yang hanya membaca koran tiap pagi, ada juga yang tetap belajar atau membaca buku dan memperbanyak mengingat Allah swt. Setiap saat adalah ibadah, belajar pun ibadah. Oleh kare itu, marilah mengisi hari akhir kita dan setiap saat kita dengan ibadah, minimal berzikir dengan syukur...Alhamdulillah

Kamis, 05 Maret 2009

Fenomena Mistik di Kab Jombang dan Sakitnya Keyakinan Masyarakat

Heboh Kabupaten Jombang Jawa Timur belum usai setelah Rian Jagal yang membunuh 11 orang yang ditanam di sekitar rumahnya. Kini seorang anak SD bernama Ponari yang tersambar petir ketika bermain sepakbola di lapangan tiba-tiba memiliki batu yang dipercaya masyarakat dapat menyembuhkan segala macam penyakit. Bahkan air mandi anak tersebut diambil kemudian dijadikan obat.

Kemudian muncul pula anak perempuan bernama Dewi yang berumuran sama dengan Ponari. Dia memiliki sebuah batu yang dipercaya memiliki keampuhan yang sama dengan yang dimiliki Ponari. Tapi belakangan di duga palsu dan hanya akal-akalan orang tua anak tersebut saja.

Berikutnya muncul seorang ibu yang mengaku mendapatkan batu yang dapat berteriak minta tolong sewaktu mengantarkan anaknya ke sekolah. Dan kini praktiknya masih berlangsung. Entah dukun apa lagi yang muncul di kabupaten ini.

Banyaknya pengobatan alternatif yang irrasional membingungkan masyarakat dalam upaya menyembuhkan penyakit yang di deritanya. Masyarakat rela mengantri berjam-jam, berdesakan kemudian tak terkontrol sehingga mengakibatkan kematian. Pasien Ponari sudah ada yang kembali berobat ke rumah sakit bahkan sakitnya bertambah parah akibat minum air celupan batu ponari. Namun kejadian ini tak pula menurunkan antusias masyarakat untuk mendatangi Ponari di sekolahnya. Sebelumnya sewaktu aktif mengobati pasien di rumahnya, Ponari tidak sekolah hampir sebulan. Kemudian saat sekolah, ponari didatangi kembali oleh pasien yang masih percaya keampuhan batunya. Apakah kondisi ini tidak mengganggu aktivitas anak tersebut ?

Saat praktik pengobatan Ponari yang pasiennya mencapai ribuan orang perhari, mengusik para ulama (MUI) setempat. Sehingga sembari berobat, pasien di beri ceramah agar memohon pertolongan dan kesembuhan hanya pada Allah semata bukan pada batu. Karena hanya Allah yang memiliki kekuatan, sedangkan makhluknya adalah zat yang lemah. Namun imbauan ini tidak di tanggapi oleh para pasien.

Dalam suatu perbincangan di televisi (kalau tidak salah TV One), masih ada saja pihak yang menyalahkan para ulama yang tidak becus menyelenggarakan pendidikan keagamaan khususnya di kota Jombang. Sungguh ironi, bukannya mencari solusi malah mengkambinghitamkan para ulama. Sejatinya semua pihak bertanggungjawab atas kondisi ini, masyarakat, pemerintah dan para ulama. Semua saling bantu bahu membahu menyelenggarakan pendidikan formal dan informal bidang umum maupun agama. Agama tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan bermasyarakat, apalagi kondisi masyarakat yang memiliki leluhur yang berkeyakinan pada benda-benda gaib dan mudah percaya pada benda-benda yang dikeramatkan.

Malang, 25 Februari 2009

Pukul 06:00 pagi

Belum lagi dukun cilik baru di Makassar....betul-betul “sakit keyakinan”

CATATAN LAMBELU : MEROKOK, TAK PEDULI DENGAN YANG LAIN

Berulang-ulang petugas kebersihan dan petugas informasi memberitahukan agar penumpang KM Lambelu tidak merekok di dalam kapal karena dapat menimbulkan kebakaran dan mengganggu penumpang yang lain. Belum lagi imbauan yang terdapat di dinding setiap dek, tertulis jelas “Dilarang merokok di dalam kapal”. Tapi hasilnya, seolah para perokok tersebut buta dan tuli...

Sungguh ironi memang bangsa kita ini, sudah banyak orang yang terpelajar, kaum buta aksara yang beraktivitas di keramaian paling besar 20 %. Selebihnya, paling tidak tahu membaca dan menulis. Tapi imbauan berulang-ulang dan tulisan dilarang merokok yang besar tidak juga menggugah kesadaran orang tersebut untuk menghargai orang lain.

Setiap orang punya hak, tapi bukan berarti harus memaksakan dengan orang lain, karena akan saling berbenturan. Siapapun berhak merokok, tapi jangan ditempat umum dan tempat yang tertutup (sirkulasi tidak lancar), karena tentunya mengganggu hak orang yang menginginkan udara bersih. Ada seorang kawan perokok kenalan dikapal, sambil diskusi lepas ia berkata “ bagaimana fatwa haram merokok dari ulama ? dan kenapa baru saat sekarang ini baru dikeluarkan, kenapa tidak dari dulu”. Karena ku merasa tertantang dan pernah membaca korang maka Jawabku “Yang pernah saya baca, ulama mengharamkan merokok dengan catatan, tidak boleh ditempat umum, kendaraan umum apalagi tempat tertutup”, kawanku yang lain menambahkan juga haram bagi wanita dan anak-anak. Dan dia pun merasa kurang puas, kenapa tida dipikirkan nasib para petani tembakau. Saya pun berkata “kalau kita yang bukan petani boleh saja berkata, kenapa tidak cari pekerjaan yang lain saja selain petani tembakau, tapi pasti ada solusinya”. Kutambahkan “untuk melarang suatu kebudayaan yang sudah mengakar (merokok) tidak bisa dengan fatwa atau aturan saja dan patutnya kita bersyukur fatwa dan peraturan itu sudah ada. Dengan penelitian dan fakta yang ada, diharapkan orang sadar dengan sendirinyanya, karena membangun kesadaran itu sangat sudah dibanding hanya melarang saja”.

Tak lama diskusi tersebut, disekitarku sudah ada yang ditegur dan diancam diambil rokonya bila masih merokok di dalam dek. Setelah petugas berlalu, mereka pun melakukan hal yang sama. Pertanyaanya, apakah mereka buta atau tuli ? tidak, mereka tidak sadar dan toleran terhadap orang lain. Jadi, jangan marah bila hak orang tersebut tenganggu pula. Impas kan ? J

Malang, 24 Februari 2009

Pukul 06:00

Sehari setelah tiba di Tanjug perak, pegal segali...

Rabu, 13 Agustus 2008

Balada Si Batu dan Si Lumut

titik hujan basahi bumi
tak peduli membasahi ranting pohon atau batu
hujan dalam waktu yang lama membuat daerah tambah subur
banyak tumbuh tumbuhan baru termasuk lumut

lumut tumbuh pada sebongkah batu
lama kelamaan hubungan mereka semakin akrab
lumut dapat tumbuh subut diatas batu
dan batu pun senang karena tidak kepanasan

semakin lama, lumut semakin subur
tumbuh pada seluruh tubuh batu
batu tak dapat membesar mengimbangi lumut

lumut berkata " kau tak pernah menyenangkanku"
batu hanyalah batu
diam membatu dengan penuh tanda tanya ????

Minggu, 01 Juni 2008

Katakanlah Kejujuran Walau Pedih !

Manusia tak ada yang sempurna, tak ada yang luput dari kesalahan. Karena ketidaksempurnaan tersebut menjadi salah satu syarat bahwa ia adalah manusia, makhluk yang memiliki kehendak dan kemauan, pilihan dan imajinasi, kalau tidak demikian berarti makhluk tersebut adalah malaikat yang selalu taat pada perintahNya.

Namun, karena keterbatasannya tersebut, kadang manusia khilaf mengakui dirinya yang lemah, mereka menutupi dengan bualan-bualan dan polesan kata-kata yang menjadikan dirinya terlihat sempurna di mata manusia. Akhirnya mereka pun sibuk menutupi dirinya tanpa sadar orang sekitarnya sudah tahu keburukannya dan tahu bahwa orang sekitar tersebut telah dibohongi. Menutupi kebohongan dengan kebohongan baru, semakin tinggi gunung kebohongan yang mereka perbuat semakin tinggi pula akibat yang akan ditanggung.

Namun tak mudah pula berkata dan berbuat jujur, kita harus siap dengan reaksi orang atas kejujuran tersebut. Ada beberapa reaksi yang dapat timbul : (a) ada yang menerima dan memaafkan segera, menganggap itu adalah sebuah kekhilafan dan segera melupakannya (b) ada yang membutuhkan waktu untuk menerima dan memaafkan perbuatan kita, membutuhkan kesungguhan dan keseriusan kita bahwa kita akan berubah (c) ada pula yang menolaknya mentah-mentah, mereka tidak ingin dan tidak mau melihat kita berbuat salah, sekali saja kita berbuat kesalahan, maka akan terus dikenang dan bahkan selalu diungkit dan dibesarkan, sehingga dapat membuat kita rendah diri dan merasa tak berarti berhadapan dengannya. Karakter manusia memang beragam, namun ada satu sisi yang sama pada semua manusia siapapun dan dari ras manapun mereka yaitu keyakinan bahwa mereka adalah manusia bukan malaikat.

Reaksi kedua yang ditimbulkan dari bersikap jujur menunjukkan bahwa mereka saying sama kita dan sangat menyayangkan kekhilafan yang telah kita lakukan, mereka menganggap dan yakin apa yang kita lakukan selalu logik dan dilandasi dengan niat yang baik. Namun dalam menjaga kelogisan dan niatan yang baik, sering kita dipengaruhi oleh hal-hal yang diluar kehendak dan kemauan kita, diganggu dan diganggu oleh pihak-pihak yang tidak ingin kita berbuat baik yang mencari teman untuk kehidupannya. Dan ketika kita lemah, kita akan mudah tergoda dan terbuai oleh bujuk rayunya dan akhirnya kita pun terjatuh dan tenggelam bersamanya. Ketika kita terjatuh, ada tiga langkah yang mesti dilakukan bila menghadapi orang yang memberikan reaksi kedua ini. Pertama, meminta maaf dan berjanji tidak mengulangi lagi pada Zat yang Maha Kuasa, Kedua meminta maaf pada orang sekitar kita dan meyakinkan mereka bahwa kita bersunggu-sungguh dan yang ketiga memperbaiki diri untuk kehidupan yang lebih baik.

Namun, bagi orang yang memberikan reaksi yang ketiga, mereka akan sulit bahkan tidak mau menerima kekurangan dan kekhilafan kita, mereka akan memberi cap jelek setiap tindakan kita meskipun menghasilkan emas dan berlian. Sekali berbuat salah, akan selalu dikenang sebagai kejadian luar biasa dan tidak akan diberikan kepercayaan lagi olehnya. Apapun reaksinya, tetap lakukan yang terbaik pada setiap kesempatan semampu kita dan berusaha memperbaiki kesalahan kita.

Dengan jujur pula, dapat menjadi media seleksi. Kita dapat mengetahui orang yang betul-betul perhatian dan peduli dengan kita dan orang yang hanya berpura-pura peduli, bahkan seolah-olah peduli. Orang yang betul-betul kita, menerima kesalahan sebagai sebuah kekhilafan dan ketidakkuasaan. Kemudian memberikan perhatian dan dorongan agar kita tidak mengulangi dan segera memperbaiki segala kesalahan. Menjadi propeller/mesin pendorong dalam kehidupan kita dan menjadi rambu-rambu peringatan atas tindakan dan sikap dalam menghadapi kehidupan kita. Sekalipun kita akan ditinggalkan oleh orang-orang yang paling dekat dengan kita, maka sesungguhnya kita tidak sendiri akan selalu ada kebaikan yang menemani. Sekalipun kejujuran itu pedih dan menyakitkan bahkan berefek negatif bagi kehidupan kita, katakanlah !. Karena jujur itu memuliakan kita.

Malang, 2 Juni 2008 ; 00:48

Senin, 12 Mei 2008

Jangan Merusak Nasionalisme untuk Keuntungan Sesaat

Semangat nasionalisme Indonesia diuji kembali dengan diselenggarakannya ajang bergengsi Bulutangkis Thomas dan Uber Cup 2008 di Istora Senayan. Masyarakat cukup antusias menyambutnya. Hal ini didukung oleh media massa yang terus mempromosikan kegiatan ini. Mulai dari masyarakat kelas bawah hingga artis yang dianggap papan atas turut pula hadir untuk memberikan semangat dan dukungan bagi Tim Merah Putih. Dari masyarakat yang tinggal dekat dengan tempat hajatan sampai daerah-daerah yang mesti ditempuh sehari semalam naik kereta seperti Malang. Hampir semua kalangan tersihir dan demam Badminton. Belum lagi ditambah penggemar fanatik Bulutangkis yang menonton melalui layar kaca, walau hanya sepekan pelaksanaannya, rating acara Bandminton pasti melonjak naik, mengalahkan popularitas kontes-kontes nyanyi di stasiun televisi lainnya.

Namun nasionalisme ini kembali dinodai dan dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Masyarakat yang telah antusias menyaksikan dan memberikan dukungan secara langsung di senayan, terpaksa harus mengurungkan niatnya karena tiket telah habis. Padahal, mereka datang sejak pukul 06:00 pagi sugguh aneh bila tiket sepagi itu bahkan loketnya sekalipun belum dibuka karcis pertandingan telah habis terjual. Kalau pun ada yang menjual disekitar loket, harganya sudah tiga kali lipat dari harga normal sekitar Rp.25 rb. Ada indikasi, tiket dijual ke calo-calo dan “orang dalam senayan” sehingga tiket yang jumlahnya terbatas tersebut telah habis.

Kejadian yang sama terulang pada perhelatan sepakbola di senayan pula, masyarakat yang telah mengantri tiket selama berjam-jam, harus menelan pil pahit karena kehabisan tiket dengan harga normal. Tiket yang masih ada hanya tiket dengan harga mahal. Sebesar apapun semangat nasionalisme seseorang untuk mendukung Tim Merah Putih baik Sepak Bola maupun Badminton atau olahraga favorit lainnya, pasti semangat yang mereka bawa dari rumah sudah tidak seratus persen lagi, semangat boleh tinggi, kalau kekurangan ongkos dan kehabisan tiket, semangat tersebut akan surut juga. Tertinggal kekecewaan yang mendalam yang ada dihati. Merah putih dan atribut lainnya disimpan kembali. Pulanglah mereka dengan tangan hampa.

Ibarat sepak bola, suporter adalah pemain ke-13 yang memberikan semangat dan dukungan terus menerus selama pertandingan berlangsung. Secara psikologis, pemain yang didukung akan bertambah semangat sementara lawannya akan terpengaruh pola permainannya. Suporter pada Badminton ibarat pemain ke dua pada pemain tunggal dan pemain ke tiga pada ganda dan ganda campuran. Kehadiran suporter memberikan tenaga baru yang senantiasa berkobar dan membantu bagi atlet yang bertanding. Dan sekali lagi, kondisi ini dinodai oleh oknum-oknum yang hanya mencari keuntungan sesaat. Tim Indonesia yang seharusnya semangat karena didukung oleh suporter yang banyak, harus merasa cukup dengan suporter seadanya. Hidup boleh susah, tapi jangan rusak nasionalisme demi keuntungan sesaat.

Malang, 12 Mei 2008 Pukul 11:18